Transfer teknologi, apakah telah dilaksanakan ?

19 Juni 2010

Dalam berbagai kesempatan seperti pemberitaan di media massa maupun pada lembaran perjanjian kerjasama atau nota kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU), sering tertulis 2 kata apabila pekerjaan tersebut berkaitan dengan pengadaan atau bantuan, yaitu kata “Transfer Teknologi” atau “Alih Teknologi”

Pada kenyataannya, sebagai perwujudan dari hal tersebut, dilakukan penyerahan satu atau beberapa unit perangkat disertai dengan satu atau beberapa hari pelatihan dalam pengoperasian perangkat tersebut. Dan selesai…

Kita masih ingat juga jargon Mobil Nasional atau “Mobnas” yang digadang-gadang saat pemerintahan Suharto. Namun bentuknya hanyalan merakit komponen mobil dari Korea Selatan dan melabeli dengan merk Indonesia, yaitu Timor.

Apakah ini yang dimaksud dengan Transfer atau Alih Teknologi ?

Rupanya, ini adalah salah satu proses pembodohan dari negara lain terhadap kita yang ditelan bulat-bulat.

Mengapa ?

Baca lanjutannya >>


Memberi “pelajaran” kepada spammer milis

21 April 2010

Hal yang paling menjengkelkan apabila ikut pada sebuah mailing list selain “debat kusir” yang tidak jelas adalah SPAMMER. Spammer ini mengirimkan pesan atau email yang Out Of Topic (OOT) atau tidak sesuai dengan fungsi mailing list.

Di milis pendidikan, kadang muncul dengan menawarkan rumah atau undian, bahkan menawarkan obat kuat viagra dan lain-lain. Kalau milis itu sifatnya “open” alias terbuka, maka setiap anggota bisa langsung masuk mendaftar dan mengirimkan postingan tanpa melalui mekanisme moderasi. Milis jenis inilah yang paling disukai oleh spammer, karena dengan mudah mereka bisa melakukan aksinya.

Namun, ada juga milis yang sifatnya moderated atau semi moderated. Yang full moderasi adalah milis yang keanggotaannya harus disetujui terlebih dahulu oleh moderator, kemudian setiap postingan juga dimoderasi sehingga butuh waktu untuk menyampaikannya. Yang semi moderasi adalah keanggotaan yang di moderasi atau postingannya yang dimoderasi.

Baca lanjutannya >>


Harga Flashdisk 4 Gb dibawah 100 ribu rupiah

7 Maret 2010

Setelah melihat-lihat statistik blog ini, rupanya salah satu tulisan teratas adalah tulisan mengenai “Harga Flash Disk”. Rupanya banyak diantara pembaca yang “kesasar” sampai ke blog saya karena mencari harga flash disk di google atau mesin pencari lainnya.

Tetapi sayang tulisan tersebut mengecewakan pembaca, karena apa yang saya tulis adalah pengalaman pada bulan Februari 2008, alias harga yang tercantum adalah harga 2 tahun yang lalu.

Tentu saja sudah kadaluarsa.

Yang lebih repot, banyak pengunjung blog yang sama sekali tidak membaca klarifikasi saya pada komentar-komentar sebelumnya, yang sudah menegaskan bahwa tulisan tersebut adalah tulisan tahun 2008, juga saya tidak menjual flashdisk dan hanya sekedar memberikan informasi dan lain sebagainya. Maka jadilah kolom komentar disana penuh dengan perbandingan harga, pemesanan barang, bahkan ada yang sudah saya hapus karena menggunakan bahasa yang kurang etis.

Baca entry selengkapnya >>


Istilah Komputer dalam Bahasa Indonesia

28 Juli 2008

Pagi ini mencoba untuk “menjelajah” (browsing) beberapa hal yang sekaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia di dalam dokumen-dokumen teknis komputer. Melalui om google akhirnya dapat sebuah laman (website) yang memuat Panduan Inpres Nomor 2 tahun 2001 tentang “Penggunaan Komputer dengan Aplikasi Komputer Berbahasa Indonesia.”

Yang menarik, pada Panduan Inpres tersebut, telah ditekankan bahwa “Seranai istilah yang dihasilkan berdasarkan Pedoman Khusus Pembentukan Istilah Komputer ini merupakan istilah resmi, sehingga harus dipakai dalam setiap tulisan dan dokumen resmi.”

Baca entri selengkapnya »


Persiapan tim “pointing” SEA EduNet

22 Juli 2008

Program SEA EduNet yang baru saja digemakan oleh SEAMEO SEAMOLEC sudah semakin berkumandang. Beberapa institusi sudah menyatakan diri bergabung untuk menjadi Mitra SEAMOLEC.

Salah satu persyaratan mitra adalah terhubung dengan SEA EduNet sehingga penyebaran informasi menjadi jauh lebih cepat. Juga akan mendukung program-program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang menjadi salah satu tugas utama dari SEAMOLEC.

Karena SEA EduNet ini menggunakan sistem satelit, maka amat dibutuhkan orang-orang yang mampu untuk memasang perangkat yang ada, utamanya dalam “pointing” perangkat untuk mampu menangkap sinyal satelit yang sesuai.

Baca entri selengkapnya »


SMS XL ke semua operator Rp. 39/SMS

24 Juni 2008

Minggu lalu, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2008, sebuah pesan singkat tiba-tiba masuk ke HP saya dari Customer Service XL yang berbunyi “Nikmati SMS MAKIN MURAH Rp. 39/SMS sampe puas ke semua operator. Caranya ketik SMS MURAH kirim ke 878. Cuma Rp. 5rb utk 5 hr. Promo s.d 30Jun08. Info xl.co.id”

Wah, ini kayaknya ngepas sekali dengan kebutuhan saya, karena sebenarnya saya jarang menggunakan HP untuk menelepon, tapi sebagian besar digunakan untuk SMS saja.

Tiap hari, rata-rata mengirim 10 SMS. Kalau biaya per-SMS adalah Rp. 350, maka dalam 5 hari saya menghabiskan pulsa 10 x 350 x 5 = Rp. 17.500

Baca entri selengkapnya »


Three, Rp. 60 / Nelpon ? Benarkah semakin murah ?

2 Juni 2008

Setelah lama tidak menulis lagi mengenai tarif Telekomunikasi, rupanya perang tarif sudah memasuki babak ke 2 yang pada babak ini dimulai secara besar-besaran oleh Telkomsel dengan program “13”nya.

Khusus Telkomsel ini akan saya bahas pada tulisan lain.

Judul tulisan diatas saya lihat sewaktu semalam, dalam perjalanan diatas bus damri dari Bandara Soekarno Hatta menuju ke Blok M.

Baca entri selengkapnya »


3 hari di eII

24 Mei 2008

Selama 3 hari terakhir ini saya menghabiskan waktu di acara e-Indonesia Initiative 2008, yaitu sebuah acara Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia.

Acaranya lumayan padat dan berisi sebenarnya. Ada pameran yang diikuti berbagai vendor dalam dan luar negeri. Termasuk dari Taiwan yang cukup bersemangat mencari partner  di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Selain itu juga dilaksanakan puluhan seminar yang dilakukan secara paralel. Info lengkapnya bisa dilihat di http://www.eii-forum.or.id

Baca entri selengkapnya »


Sejarah Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi, dari Jarnet hingga Jardiknas menuju ke South East Asian Education Network (SEA EduNet)

23 Mei 2008

(Oleh: Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, Ir. Bagiono Djokosumbogo, Bondan S. Prakoso, S.T., Khalid Mustafa, S.T.)

Makalah ini disampaikan pada e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)-Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia,21-23 Mei 2008, Jakarta

 

 

Abstrak

Program pemanfaatan dan pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Departemen Pendidikan Nasional bukan sebuah program yang disusun “tiba masa tiba akal”, melainkan sebuah program yang telah dirintis dan dijalankan dalam beberapa tahap. Setiap tahapan disusun dengan mempertimbangkan kondisi pada saat itu dan keberlanjutannya pada masa-masa selanjutnya. Juga disusun hal-hal yang bersifat pendukung agar setiap program dapat berfungsi dan berjalan secara maksimal. Secara umum, program TIK di Depdiknas dimulai pada tahun 1999 melalui program Jaringan Internet (Jarnet), yang selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan program Jaringan Informasi Sekolah (JIS), Wide Area Network (WAN) Kota, Information and Communication Technology Center (ICT Center), Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), dan untuk ke depan akan dikembangkan South East Asia Education Network (SEA EduNet).Seluruh program disusun dengan target yang jelas dan berkesinambungan, sehingga pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat menjadi bagian dari infratruktur dunia. Infrastruktur ini juga dibarengi dengan pengembangan SDM yang sesuai, sehingga perangkat yang dikembangkan tidak menjadi tumpukan barang bekas yang tanpa makna. Diharapkan ke depan, pengembangan infratruktur tidak berhenti sampai pada level Asia Tenggara, tetapi mampu diperluas hingga ke level Asia dan Dunia. Hal ini akan menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur telkonologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.

Baca entri selengkapnya »


Penerapan Sistem Pengelolaan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)

22 Mei 2008

(Oleh: Gatot Hari Priowirjanto, Bondan S Prakoso, Adi Nuryanto, dan Khalid Mustafa)

Makalah ini disampaikan pada e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008)-Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia,21-23 Mei 2008, Jakarta

 

Abstrak

Untuk membangun program perencanaan  pendidikan yang valid, terukur dan berkesinambungan diperlukan data-data pendukung yang lengkap, valid, akuntabel, dan terbarukan (up to date). Berdasarkan pada kebutuhan tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas membangun sistem pendataan terbaru dalam skala mikro secara terpusat, daring (online) dan waktu-nyata (real time) yang disebut dengan Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Untuk mendukung sistem Dapodik tersebut, Biro Perencanaan Setjen Depdiknas  juga membangun sistem jaringan pendidikan skala nasional yang disebut dengan  Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional). Dapodik mengelolai: data sekolah, data siswa,dan  data guru/ karyawan. Untuk menjaga validitas data pokok pendidikan tersebut maka diterapkan sistem penomoran khusus sebagai identitas tunggal (Single Identity Number) yang bersifat unik, relatif tahan terhadap perubahan, dan berlaku seumur hidup untuk setiap entitas data yang diolah (sekolah, siswa, dan guru/karyawan). Sistem Dapodik berbasis open source menggunakan database secara terpusat dan aplikasi pengelolaan data yang  berbasis web. Aplikasi tersebut dapat diakses secara daring dalam batasan dan tingkatan hak akses tertentu oleh Dinas Pendidikan propinsi/kota/kabupaten, melalui infrastruktur Jardiknas atau koneksi internet. Dalam perkembangannya, sistem Dapodik yang mulai diterapkan sejak bulan September 2006 lalu hingga saat ini telah mengumpulkan dan mengelola data sebesar 41 juta siswa, 240 ribu sekolah dan 2.7 juta guru/karyawan dalam rentang waktu kurang dari 2 (dua) tahun.

Baca entri selengkapnya »